Jumat, 16 Januari 2009
SEBUAH CERITA TENTANG PERSAHABATAN
Untuk semua sahabat,
cerita dari Sahabat tentang persahabatan.
Berharap dapat memberi inspirasi yang positip.
............ ......... ......... .........
Operator Telephone
Waktu saya masih amat kecil, ayah sudah memiliki telephone di rumah kami.
Inilah telephone masa awal, warnanya hitam, di tempelkan di dinding, dan
kalau mau menghubungi operator, kita harus memutar sebuah putaran & minta
disambungkan dengan nomor telephone lain.
Sang operator akan menghubungkan secara manual.
Dalam waktu singkat, saya menemukan bahwa , kalau putaran diputar , sebuah
suara yang ramah, manis, akan berkata :
"Operator "
Dan si operator ini maha tahu.
Ia tahu semua nomor telephone orang lain. Ia tahu nomor telephone
restaurant, rumah sakit, bahkan nomor telephone toko kue di ujung kota.
Pengalaman pertama dengan sang operator terjadi waktu tidak ada seorangpun
di rumah & jempol kiri saya terjepit pintu.
Saya berputar-putar kesakitan & memasukkan jempol ini ke dalam mulut
tatakala saya ingat ...operator! !!
Segera saya putar bidai pemutar & menanti suaranya.
" Di sini operator..."
" Jempol saya kejepit pintu..." kata saya sambil menangis. Kini emotion bisa
meluap, karena ada yang mendengarkan.
" Apakah ibumu ada di rumah?" tanyanya.
" Tidak ada orang"
" Apakah jempolmu berdarah?"
" Tidak, cuma warnanya merah, dan sakiiit sekali"
" Bisakah kamu membuka lemari es?" tanyanya.
" Bisa, naik di bangku"
" Ambillah sepotong ice & tempelkan pada jempolmu.... "
Sejak saat itu saya selalu menelephone operator kalau perlu sesuatu.
Waktu tidak bisa menjawab pertanyaan ilmu bumi, apa nama ibu kota sebuah
negara. Tanya tentang mathematics.
Ia juga menjelaskan bahwa tupai yang saya tangkap untuk dijadikan binatang
peliharaan , makannya kacang atau buah.
Suatu hari, burung peliharaan saya mati. Saya telpon sang operator &
melaporkan berita duka cita ini.
Ia mendengarkan semua keluhan, kemudian mengutarakan kata kata hiburan yang
biasa diutarakan orang dewasa untuk anak kecil yang sedang sedih. Tapi rasa
belasungkawa saya terlalu besar.
Saya tanya: "Kenapa burung yang pintar menyanyi & menimbulkan sukacita
sekarang tergeletak tidak bergerak di kandangnya?"
Ia berkata pelan: "Karena ia sekarang menyanyi di dunia lain...."
Kata-kata ini - ngga tau bagaimana - menenangkan saya.
Lain kali saya telephone dia lagi.
"Di sini operator"
"Bagaimana mengeja kata kukuruyuk?"
Kejadian ini berlangsung sampai saya berusia 9 tahun.
Kami sekeluarga kemudian pindah kota lain.
Saya sangat kehilangan "Di sini operator"
Saya tumbuh jadi remaja, kemudian anak muda, dan kenangan masa kecil selalu
saya nikmati. Betapa sabarnya wanita ini. Betapa penuh pengertian & mau
meladeni anak kecil.
Beberapa tahun kemudian, saat jadi mahasiswa, saya study trip ke kota asal.
Segera sesudah saya tiba, saya menelpon kantor telephone & minta bagian
"operator"
"Di sini operator" Suara yang sama.
Ramah tamah yang sama.
Saya tanya: "Bisa ngga eja kata kukuruyuk"
Hening sebentar. Kemudian ada pertanyaan: "Jempolmu yang kejepit pintu sudah
sembuh kan?"
Saya tertawa. "Itu Anda... Wah waktu berlalu begitu cepat ya."
Saya terangkan juga betapa saya berterima kasih untuk semua pembicaraan
waktu masih kecil. Saya selalu menikmatinya.
Ia berkata serious: "Saya yang menikmati pembicaraan dengan mu. Saya selalu
menunggu nunggu kau menelpon"
Saya ceritakan bahwa , ia menempati tempat khusus di hati saya.
Saya bertanya apa lain kali boleh menelponnya lagi.
"Tentu, nama saya Saly"
Tiga bulan kemudian saya balik ke kota asal. Telephone operator.
Suara yang sangat beda & asing.
Saya minta bicara dengan operator yang namanya Saly.
Suara itu bertanya "Apa Anda temannya?"
"Ya teman sangat lama."
"Maaf untuk kabarkan hal ini, Saly beberapa tahun terakhir bekerja paruh
waktu karena sakit sakitan, dan dia meninggal lima minggu yang lalu...."
Sebelum saya meletakkan telephone, tiba tiba suara itu bertanya:
"Maaf, apakah Anda bernama Paul?"
"Ya"
"Saly meninggalkan sebuah pesan buat Anda. Dia menulisnya di atas sepotong
kertas, sebentar ya...."
Ia kemudian membacakan pesan Saly:
"Bilang pada Paul, bahwa IA SEKARANG MENYANYI DI DUNIA LAIN... Paul akan
mengerti kata kata ini...."
Saya meletakkan gagang telephone.
Saya tahu apa yang Saly maksudkan.
"Selamat bernyanyi di dunia lain, Sally, sahabatku, operator telephone
yang bagiku tidak ada duanya di dunia ini", ucap saya dalam hati.
100 HARI CINTA
Peter dan Tina sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.
Tina: "Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku."
Peter: "kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua saja yang tidak punya pasangan sekarang." (keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)
Tina: "Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?"
Peter: "Eh? permainan apaan?"
Tina: "Eng... gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadipacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?"
Peter: "Baiklah... lagian aku juga gada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke depan."
Tina: "Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya... semangat dong! hari ini akan jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?"
Peter: "Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen deh. katanya film itu bagus"
Tina: "OK dech.... Yuk kita pergi sekarang. tar pulang nonton kita ke karaoke ya...ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."
Peter : "Boleh juga..."
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter mengantarkan Tina pulang malam harinya)
Hari ke 2:
Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe, suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Peter membeli sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Tina.
Hari ke 3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat Peter. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.
Hari ke 7:
Bermain bowling dengan teman-teman Peter. Tangan tina terasa sakit karena tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Peter memijit-mijit tangan Tina dengan lembut.
Hari ke 25:
Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay. Bulan sudah menampakan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya. Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang langit, dan melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.
Hari ke 41:
Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun untuk Peter. Bukan kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter terharu menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.
Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama,dan mengunjungi stand permainan. Peter menghadiahkan sebuah boneka teddy bear untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.
Hari ke 72:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China. Tina penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal hanya mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang" kemudian peramal itu meneteskan air mata.
Hari ke 84:
Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai. Pantai Anyer sangat sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan,merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka. Matahari terbenam, dan mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.
Hari ke 99:
Peter memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana. Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota.
Jam 15:20 pm
Tina: "Aku haus. Istirahat dulu yuk sebentar. "
Peter: "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu mau minum apa?"
Tina: "Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari ini. Sebentar ya"
Peter mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta selalu macet.
Jam 15:30 pm
Peter sudah menunggu selama 10 menit and Tina belum kembali juga. Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah panik.
Peter : "Ada apa pak?"
Orang asing: "Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu adalah temanmu"
Peter segera berlari bersama dengan orang asing itu. Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang, tergeletak tubuh Tina bersimbah darah, masih memegang botol minumannya.
Peter segera melarikan mobilnya membawa Tina ke rumah sakit terdekat. Peter duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit. Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.
Jam 23:53 pm
Dokter: "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas sekarang tapi Yang Kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan surat ini dalam kantung bajunya."
Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Peter dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajahnya pucat tetapi terlihat damai. Peter duduk disamping pembaringan tina dan menggenggam tangan Tina dengan erat.
Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter merasakan torehan luka yang sangat dalam di hatinya. Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Tina untuknya.
Dear Peter...
Ke 100 hari kita sudah hampir berakhir. Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu. Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak,tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku. Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku. Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya. Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh malam itu di pantai, Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku.
Peter, aku sangat sayang padamu.
Jam 23:58
Peter: "Tina, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin ulang tahunku?
Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya. Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! hari yang kita lalui baru berjumlah 99 hari! Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama! Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku kesepian ! Tina, Aku sayang kamu...!"
Jam dinding berdentang 12 kali.... jantung Tina berhenti berdetak.
Hari itu adalah hari ke 100...
Pesan :
Katakan perasaanmu pada orang yang kau sayangi sebelum terlambat. Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.
.
Kau tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu dan tidak akan pernah kembali lagi
TRUE LOVE
Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acara pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.
Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.
Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan" katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia ..."
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.
Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. "Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman .... Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir ....
"Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya. "Oh tidak, lanjutkan ..." jawab suaminya. Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis di atas meja dan berkata dengan bahagia. "Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".
Dengan suara perlahan suaminya berkata "Aku tidak mencatat sesuatu pun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satu pun dari pribadimu yang kudapatkan kurang ....
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya ... Ia menunduk dan menangis ....
Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depresi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan, dan pengharapan.
Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita? Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk. (Anonim)
Rabu, 14 Januari 2009
SETIAP WANITA ITU CANTIK
Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya
"Mengapa engkau menangis?"
"Karena aku seorang wanita", kata sang ibu kepadanya.
"Aku tidak mengerti", kata anak itu.
Ibunya hanya memeluknya danberkata,
"Dan kau tak akan pernah mengerti"
Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya,
"Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"
"Semua wanita menangis tanpa alasan",
hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.
Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa,
tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.
Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya,
"Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?"
Tuhan berkata:
"Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang
yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus
cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "
"Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima
penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "
"Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain
menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh "
"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan
ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya "
"Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi
dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya "
"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik
takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan
hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu "
"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya
untuk digunakan kapan pun ia butuhkan."
"Kau tahu: Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya,
sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya."
"Kecantikan seorang wanita harus dilihatdari matanya, karena itulah pintu hatinya tempat
dimana cinta itu ada."
CINTA SEORANG IBU
Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya.Suaminya sudah lama meninggal karena sakit.
Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya. Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan : "Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati"
Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya. Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap Kemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancung. pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.
Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan
"Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya"
Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan. Tapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman.
Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah. Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan. Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan
Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan,rakyat berbondong2 manyaksikan hukuman tersebut.
Sang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya.
Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya
Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada. Saat mereka semua sedang bingung, tiba2 dari tali lonceng itu mengalir darah. Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat. Dengan jantung berdebar2 seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah
Tahukah anda apa yang terjadi?
Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi, dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng. Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya
Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng.Memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya
Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu utk anaknya.Betapapun jahat si anak, ia tetap mengasihi sepenuh hidupnya.
Marilah kita mengasihi orang tua kita masing masing selagi kita masih mampu karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini
Sesuatu untuk dijadikan renungan utk kita...
Agar kita selalu mencintai sesuatu yang berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun
There is a story living in us that speaks of our place in the world
It is a story that invites us to love what we love and simply be ourselves
*Ambillah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan
*Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi
*Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan
*Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan
*Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan
*Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan
*Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati
*Ambillah waktu untuk memberi, itu membuat hidup terasa berarti
*Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan
*Ambillah waktu utk beramal, itu adalah kunci utk menuju surga
Gunakah waktu sebaik mungkin, karena waktu tidak akan bisa diputar kembali
MENCINTAI TAPI TIDAK MEMAHAMI
“You can close your eyes to the things you do not want to see,
but you cannot close your heart to the things you do not want to feel.”
Mencintai tetapi tak Memahami
Di sebuah perjamuan makan malam, banyak tamu undangan yang hadir mengucapkan selamat kepada sepasang kakek dan nenek yang pada hari itu merayakan Ulang Tahun Perkawinan yang ke-50 tahun. Semua tamu yang hadir ikut dalam suasana bahagia, menyaksikan betapa kakek dan nenek tersebut masih saling mencintai meskipun keduanya sudah tidak muda lagi. Banyak pasangan tamu undangan yang berharap kelak akan mengalami hal yang sama.
Pada saat jamuan makan mulai seperti biasa tamu-tamu duduk pada meja bundar untuk menikmati makanan yang disediakan.
Pada meja kakek dan nenek tersebut telah terhidang masakan ikan kesukaan mereka berdua. Dengan penuh kasih sayang, seperti kebiasaanya sang kakek mengambil bagian kepala ikan tersebut dan meletakkan ke piring istrinya.
Sang istri terdiam....
Mata nenek tua tersebut mulai berkaca-kaca, dengan terbata-bata berucap : " Lima puluh tahun lamanya aku menjadi istrimu, selama itu aku selalu mengabdikan seluruh hidupku untukmu, suamiku. Betapa lama kalau kita menghitung hari demi hari yang kita lalui. Betapa panjang perjalanan hidup yang kita jalani bersama. Selama lima puluh tahun kau selalu memberikan kasih sayang dan semua yang kau miliki. Selama itu pula kau selalu memberikan bagian kepala apabila kita menyantap menu ikan, sungguh hal itu yang paling tidak aku sukai, tetapi aku memakannya karena aku menghormatimu dan tidak ingin membuatmu kecewa"
Sang kakek terpana......
Dengan suara parau dan mata berkaca kakek tersebut berkata : "Lima puluh tahun aku lalui segala rintangan dan kebahagian bersamamu, istriku . Dulu aku adalah seorang pemuda miskin yang tak berharta, tetapi engkau bersedia menikah denganku. Sejak saat itu aku telah bersumpah akan selalu membahagiakan engkau, aku akan selalu memberikan yang terbaik yang aku mampu sebagai tanda betapa aku sangat mengasihimu dengan segenap hati. Bagian yang paling aku suka dari masakan ikan adalah bagian kepala, oleh karena itu selalu kuberikan kepadamu karena aku selalu ingin memberikan yang terbaik hanya untukmu. Selama bertahun-tahun kita menikah, selama ini kita hidup bahagia meskipun pada awal pernikahan kita hidup sederhana tetapi engkau tak mengeluh. Aku selalu bekerja keras hanya untuk membahagiakan dan memberikan yang terbaik bagimu dan anak-anak kita. Istriku, selama ini kita saling mengasihi, mencintai tanpa henti, tetapi ternyata kita tidak saling memahami ".
Betapa sang nenek harus menelan kekecewaan setiap mendapat kepala ikan hanya untuk membahagiakan sang suami. Betapa kakek harus merelakan bagian kepala ikan yang sangat disukai hanya untuk membahagiakan sang istri.
Betapa lebih sempurnanya kebahagian mereka andai mereka lebih banyak berkomunikasi agar masing-masing dapat lebih memahami apa yang menjadi keinginan mereka berdua . Betapa susahnya berkomunikasi bahkan dengan orang yang paling dekat hanya karena tidak ingin menyakiti satu sama lain...
"When I have learnt to love God better than my earthly dearest,
I shall love my earthly dearest better than I do now."
KISAH DI MUSIM DINGIN
Kisah di musim dingin
True story, seperti temuat dalam Xia Wen Pao.
Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil berumur 7 tahun,
Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan
menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan
membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil
lain.
Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat
keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei
menunggu di rumah karena dia akan membeli keranjang kue yang baru.
Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumah tidak
terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan.Putrinya
benar-benar tidak tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain
dengan teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.
Siu Lan menyusun kue kedalam keranjang, dan pergi keluar rumah untuk
menjajakannya. Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya
untuk menjual kue. Bagaimana lagi ? Mereka harus dapat uang untuk makan.
Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari
luar agar Lie Mei tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran,
pikirnya geram. Lie Mei sudah berani kurang ajar.
Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu
tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan
sudah tidak bernyawa.. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis
meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan
membopong Lie Mei masuk ke rumah.
Siu Lan menggoncang- goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan
nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei.
Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus
kecil biskuit yang dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali tulisan pada
kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap
terbaca *,"Hi..hi..hi. . mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku
membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli
biskuit ukuran besar. Hi…hi…hi.. mama selamat ulang
tahun."*
------------ -------
**Ingatlah, jangan terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum tentu benar adanya.
PERANGKAP TIKUS
Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"
Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak " Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."
Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkat tikus"
Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sng ular berkata " Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.
Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.
Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam) Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.
Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.
Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.
Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan....Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
SO...SUATU HARI..KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA...PIKIRKANLAH SEKALI LAGI.
KETIKA TUHAN BILANG "TIDAK"
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan ambillah kesombonganku dariku."
Tuhan berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat."
Tuhan berkata, "Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan beri aku kesabaran."
Tuhan berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam
menghadapi cobaan, tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan beri aku kebahagiaan."
Tuhan berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung
kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan jauhkan aku dari kesusahan."
Tuhan berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada-Ku."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan beri aku segala hal yang
menjadikan hidup ini nikmat." Tuhan berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan bantu aku MENCINTAI orang lain,
Sebesar cinta-Mu padaku. Tuhan berkata... "Akhirnya kau mengerti .!!"
Kadang kala kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil, kita telah susah
payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya.
Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali, sementara orang lain
dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan.
Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya-tanpa susah payah.
Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir
dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah bergante pasangan.
Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhanlah yang terus meningkat.
Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang
demam dan pilek lalu kita melihat tukang es.
Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam(maklum anak kecil). Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa
memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu
lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala
dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu
baru boleh minum es yang lezat itu. Begitu pula dengan Tuhan, segala yang
kita minta Tuhan tahu apa yang paling baik bagi kita.
Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Tuhan mengabulkannya.
Karena tuhan tahu yang terbaik yang kita tidak tahu.
Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari "pilek" dan "demam".... dan terus berdoa.
Tuhan berkata, "Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat."
Tuhan berkata, "Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan beri aku kesabaran."
Tuhan berkata, "Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam
menghadapi cobaan, tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan beri aku kebahagiaan."
Tuhan berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung
kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan jauhkan aku dari kesusahan."
Tuhan berkata, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada-Ku."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan beri aku segala hal yang
menjadikan hidup ini nikmat." Tuhan berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."
Ketika manusia berdo'a, "Ya Tuhan bantu aku MENCINTAI orang lain,
Sebesar cinta-Mu padaku. Tuhan berkata... "Akhirnya kau mengerti .!!"
Kadang kala kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil, kita telah susah
payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya.
Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali, sementara orang lain
dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan.
Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya-tanpa susah payah.
Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir
dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah bergante pasangan.
Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhanlah yang terus meningkat.
Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang
demam dan pilek lalu kita melihat tukang es.
Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam(maklum anak kecil). Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa
memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu
lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala
dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu
baru boleh minum es yang lezat itu. Begitu pula dengan Tuhan, segala yang
kita minta Tuhan tahu apa yang paling baik bagi kita.
Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Tuhan mengabulkannya.
Karena tuhan tahu yang terbaik yang kita tidak tahu.
Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari "pilek" dan "demam".... dan terus berdoa.
Ada seoreang ibu yang memecat guru les private anaknya lantaran di nilai tidak becus dan tidak disiplin…
Datang sesuka hati dan tidak tepat waktu lagi…sama seklai tidak punya motivasi kuat untuk mencerdaskan nanknya,man bisa di harap lagi,kalu sebagai pendidik saja tidak punya keyakinan atau motivasi sedikit pun untuk memacu kemajuan belajar anaknya,tetapi ketika memberhentikan guru les private anknya tak lupa sang ibu menyelipkan sepotong kata maaf demi tidak menimbulakn sakit hati dan perasaan tercampakan.
Ilustrasi di atas mungkin akan membuat kita berpikir untuk ap sih minta maaf segala seolah begitu merendahkan diri sendiri,bukankah yang salh toh guru les itu,dan memang sepantasnya di pecat tetapi kenap justru ibu itu yang harus minta maaf???
Menariknya justru di situlah nilai tambah sebuah perilaku meminta maaf yang santun,meminta maaf ats sesuatu ketimpangan yang tidak kita lakukan demi menghindari timbulnya penolakan atau sakit hati,justru berkat sepotong kata maaf yang luar bias itu lah,jelas siapa pun akn menerima nya tanpa perlawanan apa lagi sakit hati,dan bukan tidak mungkin sepatah kata yang sederhana itu justru mampu menyadarkan orang lain,yang telah berbuat kekeliruan atau kesalahan.
Maaf,sebuah kata yang sederhana tetapi mengandung arti yang dalam,kita sering mengucapkannya ketika berjalan di temapt yang ramai,lalu tanpa sengaja kita bertabrakan denagn seseorang,kita menyelipkan sepotong kata itu ketika meminta tolong di ambilakn sesuatu atau mencari seseorang,kita meminta maaf ketika berbuat kesilapan atau kesalahan. Tak lupa kita memohon maaf lahir dan batin pada momen momen tahun baru yang penuh kebahagiaan,
MAAF memang sepatah kata yang luar biasa !singkat namun tegas .sederhana tetapi bernilai.ringan namun berkekuatan,kekuatan sebuah maaf sanggup meluluhkan emosi seseorang yang sedang did era sakit hati dan ketidakpuasan .sepotong kata maaf mampu menjembatani dua pihak yang sedang bertikai,ketika salah satu pihak meminta maaf,otomatis pihak lain akan terhentak dan segera menyambut obor perdamaian,sepatah kata maaf menjadi begitu berharga ketika di ucapkan denagn tulus demi sebuah pertobatan sejati,
Sekali pun begitu sederhana .singkat dan bermakna ,ternyata sepotong kata maaf begitu sulit di ucapkan mereka yang ego nya terlalu tinggi dan angkuh,demi sebuah ego ,kadang kata maaf begitu susah meluncur dari mulut seseorang sekali pun sudah melakukan kesalahna atau kehilafan ,daripada harus mengucapkan sepotong kata maaf,lebih baik membayarnya dengan apa pun,asalkan tidak samapi merendahkan diri seperti itu,begitu susahnya kah mengucapkan maaf.kendati sudah melaukakn kesalahan,kendati dalam beberapa kasus ,justru kata maaf itu malah begitu mudahnya di selewengkan sehingga menjadi senjata ampuh untuk menarik simpati di balik topeng kemunafikan,atau demi mendapatkan sesuatu denagn menghalalkan segala cara.
Ini lah manusia si awam yang masih di liputi keegoan,keangkuahn dan kesesatan,sering kata maaf yang luar biasa itu di ucapkan dengan terpaksa,atau dalam content lain sekedar menarik simpati dan empati,tak jarang sepotong, maaf itu malah tak pernah sanggup di ucapkan lantaran lebih memilih memenangkan ego pribady.padahal sesungguh nya sepotong maaf yang luar biasa itu justru begitu,,, berkekuatan untuk membuat seseorang menjadi lebih bermartabat sekaligus memuluskan jalan menuju nurani yang semakin cemerlang.
Apa sih susahnya mengucapkan maaf dan mengalah demi kebaikan???toh sepotong kata maaf itu tidak akan membuat diri kita menjadi lebih rendah atau hina.justru sebaliknya malah menaikan harkat dan martabat kita sebagai insan manusia yang tahu menempatkan kesopansantunan akhlak pada porsi yang sepatutnya,hidup menjadi lebih indah ketika setiap orang mampu berlemah lembut dalam tutur sapa dan perilaku yang sopan dengan berani mengakui kesalahan ketika salah,dan menyatakan maaf demi menghindari pertikaian.
Bibit Kacang Hijau yang Tak Bertumbuh
Bibit Kacang Hijau yang Tak Bertumbuh
Tarsis Sigho - Taipei
Seorang teman mengirimkan kisah ini kepada saya dan tak diketahui dari mana asalnya. Dikisahkan bahwa sebuah perusahaan telekomunikasi di Italia sedang mencari satu tenaga teknis untuk menangani salah satu departemen dari perusahaan tersebut.
Begitu banyak yang datang melamar dan menjalani ujian tertulis. Namun sesudah ujian tertulis ini, semua peserta diberi pekerjaan rumah, setiap orang diberi semangkok bibit kacang hijau untuk disemayamkan. Dan setelah jangka waktu yang diberikan setiap orang harus membawa pulang bibit kacang hijau yang telah tumbuh segar ke perusahaan tersebut. Siapa yang berhasil merawat kacang yang tumbuh paling segar akan memperoleh posisi pekerjaan yang dikejar banyak orang karena memberikan jaminan gaji yang tinggi tersebut.
Setelah jangka waktu yang diberikan itu para peserta ujian kembali lagi ke perusahaan sambil membawa bibit kacang hijau yang telah bertumbuh segar menghijau. Setiap orang memamerkan hasil usaha mereka dan dalam hati berharap bahwa ia akan memperoleh posisi yang bagus tersebut. Nampak seketika bahwa team penilai akan sulit memutuskan siapa yang jadi pemenangnya karena semua membawa bibit kacang yang telah bertumbuh itu sama bagus dan sama segarnya.
Setelah diabsensi ternyata satu orang tidak muncul di tengah para peserta. Sang manager perusahaan lalu menelpon pelamar yang tak hadir itu dan menanyakan alasan ketidak-hadirannya. Orang tersebut dengan penuh penyesalan serta rasa bersalah memberikan alasan ketidak-hadirannya saat ini. Ia mengatakan bahwa bibit yang diberikan itu hingga saat ini belum bertumbuh pada hal ia sudah berusaha memberi pupuk, memberi air yang cukup. Semua persyaratan yang dibutuhkan agar bibit kacang hijau bertumbuh subur telah dipenuhinya, namun anehnya, bibit tersebut seakan berkepala keras tak mau bertumbuh.
"Aku berpikir bahwa aku pasti gagal untuk memperoleh posisi dalam perusahaan telekomunikasi ini. Karena itu saya memutuskan untuk tidak datang hari ini ke perusahaan bapa." Dan justru di saat ketika orang itu akan meletakan gagang telephonya, sang manager memberikan kata-kata yang sungguh di luar dugaannya; "Engkaulah satu-satunya yang diterima perusahaan kami. Profisiat!" Orang itu heran dan kaget tak percaya.
Sesungguhnya, bibit kacang hijau yang dibagikan kepada para peserta tersebut adalah bibit yang telah diproses sehingga tak bisa bertumbuh lagi. Perusahaan akan dengan mudah mengetahui peserta mana yang jujur. Dan ternyata hanya seorang yang yang tak mampu membawa bibit kacang yang telah tumbuh. Dan dialah orang yang dipilih itu.
"Inilah prinsip kami, nilai moral dalam pekerjaan lebih ditinggikan ketimbang keberhasilan dalam bekerja." Demikian sang manajer menjelaskan.
Beri perhatian lebih pada karakter dari pada reputasi, karena karakter adalah diri sebenarnya, sementara reputasi hanya anggapan orang tentang anda. (John Wooden)
Tarsis Sigho - Taipei
Seorang teman mengirimkan kisah ini kepada saya dan tak diketahui dari mana asalnya. Dikisahkan bahwa sebuah perusahaan telekomunikasi di Italia sedang mencari satu tenaga teknis untuk menangani salah satu departemen dari perusahaan tersebut.
Begitu banyak yang datang melamar dan menjalani ujian tertulis. Namun sesudah ujian tertulis ini, semua peserta diberi pekerjaan rumah, setiap orang diberi semangkok bibit kacang hijau untuk disemayamkan. Dan setelah jangka waktu yang diberikan setiap orang harus membawa pulang bibit kacang hijau yang telah tumbuh segar ke perusahaan tersebut. Siapa yang berhasil merawat kacang yang tumbuh paling segar akan memperoleh posisi pekerjaan yang dikejar banyak orang karena memberikan jaminan gaji yang tinggi tersebut.
Setelah jangka waktu yang diberikan itu para peserta ujian kembali lagi ke perusahaan sambil membawa bibit kacang hijau yang telah bertumbuh segar menghijau. Setiap orang memamerkan hasil usaha mereka dan dalam hati berharap bahwa ia akan memperoleh posisi yang bagus tersebut. Nampak seketika bahwa team penilai akan sulit memutuskan siapa yang jadi pemenangnya karena semua membawa bibit kacang yang telah bertumbuh itu sama bagus dan sama segarnya.
Setelah diabsensi ternyata satu orang tidak muncul di tengah para peserta. Sang manager perusahaan lalu menelpon pelamar yang tak hadir itu dan menanyakan alasan ketidak-hadirannya. Orang tersebut dengan penuh penyesalan serta rasa bersalah memberikan alasan ketidak-hadirannya saat ini. Ia mengatakan bahwa bibit yang diberikan itu hingga saat ini belum bertumbuh pada hal ia sudah berusaha memberi pupuk, memberi air yang cukup. Semua persyaratan yang dibutuhkan agar bibit kacang hijau bertumbuh subur telah dipenuhinya, namun anehnya, bibit tersebut seakan berkepala keras tak mau bertumbuh.
"Aku berpikir bahwa aku pasti gagal untuk memperoleh posisi dalam perusahaan telekomunikasi ini. Karena itu saya memutuskan untuk tidak datang hari ini ke perusahaan bapa." Dan justru di saat ketika orang itu akan meletakan gagang telephonya, sang manager memberikan kata-kata yang sungguh di luar dugaannya; "Engkaulah satu-satunya yang diterima perusahaan kami. Profisiat!" Orang itu heran dan kaget tak percaya.
Sesungguhnya, bibit kacang hijau yang dibagikan kepada para peserta tersebut adalah bibit yang telah diproses sehingga tak bisa bertumbuh lagi. Perusahaan akan dengan mudah mengetahui peserta mana yang jujur. Dan ternyata hanya seorang yang yang tak mampu membawa bibit kacang yang telah tumbuh. Dan dialah orang yang dipilih itu.
"Inilah prinsip kami, nilai moral dalam pekerjaan lebih ditinggikan ketimbang keberhasilan dalam bekerja." Demikian sang manajer menjelaskan.
Beri perhatian lebih pada karakter dari pada reputasi, karena karakter adalah diri sebenarnya, sementara reputasi hanya anggapan orang tentang anda. (John Wooden)
CIUMAN SEORANG ANAK
Dulu ada seorang gadis kecil bernama Cindy.
Ayah Cindy bekerja enam hari dalam seminggu, dan sering kali sudah lelah saat pulang dari kantor. Ibu Cindy bekerja sama kerasnya mengurus keluarga mereka -memasak, mencuci dan mengerjakan banyak tugas rumah tangga lainnya. Mereka keluarga baik-baik dan hidup mereka nyaman. Hanya ada satu kekurangan, tapi Cindy tidak menyadarinya.
Suatu hari, ketika berusia sembilan tahun, ia menginap dirumah temannya, Debbie, untuk pertama kalinya. Ketika waktu tidur tiba, ibu Debbie mengantar dua anak itu ketempat tidur dam memberikan ciuman selamat malam pada mereka berdua. “Ibu sayang padamu,” kata ibu Debbie. “Aku juga sayang Ibu,” gumam Debbie.
Cindy sangat heran, hingga tak bisa tidur. Tak pernah ada yang memberikan ciuman apapun padanya.. Juga tak ada yang pernah mengatakan menyayanginya. Sepanjang malam ia berbaring sambil berpikir, Mestinya memang seperti itu .
Ketika ia pulang, orangtuanya tampak senang melihatnya. “Kau senang di rumah Debbie?” tanya ibunya. “Rumah ini sepi sekali tanpa kau,” kata ayahnya. Cindy tidak menjawab. Ia lari ke kamarnya. Ia benci pada orangtuanya. Kenapa mereka tak pernah menciumnya? Kenapa mereka tak pernah memeluknya atau mengatakan menyayanginya? Apa mereka tidak menyayanginya?. Ingin rasanya ia lari dari rumah, dan tinggal bersama ibu Debbie. Mungkin ada kekeliruan, dan orangtuanya ini bukanlah orang tua kandungnya. Mungkin ibunya yang asli adalah ibu Debbie.
Malam itu, sebelum tidur, ia mendatangi orangtunya. “Selamat malam,” katanya.
Ayahnya, yang sedang membaca koran, menoleh. “Selamat malam”, sahut ayahnya. Ibu Cindy meletakkan jahitannya dan tersenyum. “Selamat malam, Cindy.”
Tak ada yang bergerak. Cindy tidak tahan lagi. ”Kenapa aku tidak pernah diberi ciuman?” tanyanya. Ibunya tampak bingung. “Yah,” katanya terbata-bata, “sebab… Ibu rasanya karena tidak ada yang pernah mencium Ibu waktu waktu Ibu masih kecil. Itu saja.”
Cindy menangis sampai tertidur. Selama berhari-hari ia merasa marah. Akhirnya ia memutuskan untuk kabur, ia akan pergi kerumah Debbie dan tinggal bersama mereka. Ia tidak akan pernah kembali kepada orangtuanya yang tidak pernah menyayanginya.
Ia mengemasi ranselnya dan pergi diam-diam. Tapi begitu tiba di rumah Debbie, ia tidak berani masuk. Ia merasa takkan ada yang mempercayainya. Ia takkan diizinkan tinggal bersama orangtua Debbie. Maka ia membatalkan rencananya dan pergi.
Segalanya terasa kosong dan tidak menyenangkan. Ia takkan pernah mempunyai keluarga seperti keluarga Debbie. Ia terjebak selamanya bersama orangtua yang paling buruk dan paling tak punya rasa sayang di dunia ini.
Cindy tidak langsung pulang, tapi pergi ke taman dan duduk di bangku. Ia duduk lama, sambil berpikir, hingga hari gelap. Sekonyong-konyong ia mendapat gagasan. Rencananya pasti berhasil. Ia akan membuatnya berhasil.
Ketika ia masuk kerumahnya, ayahnya sedang menelpon. sang ayah langsung menutup telepon. ibunya sedang duduk dengan ekspresi cemas. Begitu Cindy masuk, ibunya berseru, ”Dari mana saja kau? Kami cemas sekali!”.
Cindy tidak menjawab, melainkan menghampiri ibunya dan memberikan ciuman di pipi, sambil berkata,”Aku sayang padamu,Bu.” Ibunya sangat terperanjat, hingga tak bisa bicara. Lalu Cindy menghampiri ayahnya dan memeluknya sambil berkata, ”Selamat malam, Yah. Aku sayang padamu,” Lalu ia pergi tidur, meninggalkan kedua orangtunya yang terperangah di dapur.
Keesokan paginya, ketika turun untuk sarapan, ia memberikan ciuman lagi pada ayah dan ibunya. Di halte bus, ia berjingkat dan mengecup ibunya. “Hai, Bu,” katanya. “Aku sayang padamu.”
Itulah yang dilakukan Cindy setiap hari selama setiap minggu dan setiap bulan.
Kadang-kadang orangtuanya menarik diri darinya dengan kaku dan canggung. Kadang-kadang mereka hanya tertawa. Tapi mereka tak pernah membalas ciumannya. Namun Cindy tidak putus asa. Ia telah membuat rencana, dan ia menjalaninya dengan konsisten. Lalu suatu malam ia lupa mencium ibunya sebelum tidur. Tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka dan ibunya masuk. “Mana ciuman untukku ?” tanya ibunya, pura-pura marah. Cindy duduk tegak. “Oh, aku lupa,” sahutnya. Lalu ia mencium ibunya. “Aku sayang padamu, Bu.” Kemudian ia berbaring lagi. “Selamat malam”, katanya, lalu memejamkan mata. Tapi ibunya tidak segera keluar. Akhirnya ibunya berkata. “Aku juga sayang padamu.”
Setelah itu ibunya membungkuk dan mengecup pipi Cindy. ”Dan jangan pernah lupa menciumku lagi,” katanya dengan nada dibuat tegas. Cindy tertawa. “Baiklah,” katanya. Dan ia memang tak pernah lupa lagi.
Bertahun-tahun kemudian, Cindy mempunyai anak sendiri, dan ia selalu memberikan ciuman pada bayi itu, sampai katanya pipi mungil bayinya menjadi merah. Dan setiap kali ia pulang kerumah, yang pertama dikatakan ibunya adalah, "Mana ciuman untukku?” Dan kalau sudah waktunya Cindy pulang, ibunya akan berkata, "Aku sayang padamu. Kau tahu itu, bukan?”
“Ya,Bu,” kata Cindy. “Sejak dulu aku sudah tahu.”
Ps:
* Bila kita ingin mengubah sesuatu dalam kehidupan kita sehari-hari dan ingin agar orang lain melakukannya pada diri kita sendiri, Lakukan & mulailah dari diri kita sendiri. Jangan putus asa !!!.
* Bila jadi orangtua kelak, untuk menunjukkan kasih sayang kepadanya, “Cium dan Peluklah”.
* Hargailah apa yang anda miliki, terutama orang yang anda cintai. Hargai juga waktu yang anda miliki, berikanlah waktu untuk anak, keluarga atau orang yang anda cintai walau hanya sesaat namun berarti untuknya dan bisa membuatnya bahagia.
JIKA
Jika kamu memancing ikan.....
Setelah ikan itu terikat di mata kail, hendaklah kamu mengambil Ikan itu.....
Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja....
Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia
akan menderita selagi ia masih hidup.
Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang... .
Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya.....
Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja......
Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat
melupakan segalanya selagi dia mengingat... ..
Jika kamu menadah air biarlah mengalir, jangan terlalu mengharap pada
takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh......cukuplah sekadar
keperluanmu. ......
Apabila sekali ia retak tentu sukar untuk kamu menambalnya semula......
Akhirnya ia dibuang..... .
Sedangkan jika kamu coba memperbaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan
lagi.....
Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya.... .
Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya
Begitu istimewa.... .
Anggaplah ia manusia biasa.
Apabila sekali ia melakukan kesalahan bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya.
Akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya.
Sedangkan jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus Hingga ke
akhirnya.... .
Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi yang pasti baik untuk dirimu.
Mengenyangkan. Berkhasiat. Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang
lain....
Terlalu ingin mengejar kelezatan. Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak
boleh memakannya. kamu akan menyesal.
Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan yang membawa kebaikan
kepada dirimu. Menyayangimu. Mengasihimu. Mengapa kamu berlengah, coba
bandingkannya dengan yang lain. Terlalu mengejar kesempurnaan. Kelak, kamu akan
kehilangannya; apabila dia menjadi milik orang Lain kamu juga akan menyesal.
BUAT PERENUNGAN
Sebagai pegawai kantoran kalangan menengah, aku merasakan kehidupan yang lumayan di Jakarta. Dengan gaji yang memadai, rumah sendiri, mobil relatif baru (walaupun kategori lower-level class) , handphone model terbaru dan lingkungan kantor yang mendukung, menjadikan pekerjaan sebagai pegawai kantoran terasa nikmat dan membahagiakan. Kadang-kadang aku merasakan kebanggaan tersendiri dan tanpa sadar dada terlihat membusung dengan kondisi ini, hehehe...
Kegiatan rutin setiap hari; berangkat dari rumah jam 6.00 (masuk kantor jan 7.30). Memasuki kantor dan duduk di my lovely cubicle yang sudah dua setengah tahun aku tempati…selanjutnya berbaur dengan teman-teman yang sudah bisa dibilang sebagai keluarga kedua. Aktivitas kantor berjalan sangat baik, dan sepanjang semua target dapat dipenuhi, kegiatan rutin kantor berlalu tanpa terasa sampai kontrak harian kerja selesai jam 5 sore. Jam 6 sore adalah waktu yang paling sering aku gunakan sebagai start untuk pulang ke rumah/istanaku.
Hari itu, seperti biasa setelah mengakhiri rutinitas kantoran, jam 6 sore aku pulang untuk menemui kehidupanku yang lainnya. Sambil menunggu kemacetan lalulintas, aku berkeliling mall untuk window shopping. Saat itu kakiku tertuju ke Toko Buku Gunung Agung, sang jendela ilmu di muka bumi. Ditengah minatku untuk mengetahui buku-buku baru, aku membuka satu buku yang membahas bagaimana mengelola bisnis restoran. Just to take the point.. Lembar demi lembar kubuka mulai dari bab satu yang memberitahukan orang-orang yang terkenal di dunia makanan, lalu bisnis makanan apa saja yang paling sering dilakukan, terus dan terus, bahasan demi bahasan kubaca. Di tengah keasyikanku membaca, aku terperangah melihat sebuah judul ”Now Or never”. Wah... judul yang menarik. Make me so courious, untuk membelah isi artikel yang akan diceritakan buku ini.
Kata pertama yang dia keluarkan; ”Kenapa anda bangga dengan diri anda sekarang?” Wah... semakin tertantang diriku untuk membuka lembar selanjutnya.
Next pagenya adalah, laporan keuangan yang secara gamblang dia paparkan. Disitu digambarkan, bahwa si pengarang adalah pegawai dengan gaji 10 juta rupiah sebulan dengan keluarga yang memiliki anak satu, dan lalu dia menjabarkan:
1. Gaji 10.000.000
2. Biaya Hidup;
- Transportasi 750.000
- Uang makanku 500.000
- Makan keluarga 3.500.000
- Cicilan/kontrakan rumah 2.500.000
- Asuransi kesehatan 500.000
- Biaya sekolah anak 500.000
- Hiburan untuk keluarga 250.000
- Uang pakaian 500.000
- Biaya pemeliharaan rumah 250.000
- biaya tak terduga 250.000
- Total Biaya (9.500.000)
3. Simpanan/sisa 500.000
Hahaha... dia tertawa.... ”Apa yang kukerjakan selama sebulan penuh selama dua belas bulan hanya untuk 6.000.000 (500.000 x 12 bulan)?”
Belum lagi ada satu dan lain hal yang mendesak yang membuat kita harus mengurangi tabungan kita perbulan. Lalu apakah masih pantas kita membusungkan dada untuk membanggakan kita siapa? Lalu mencari dasi-dasi bagus untuk menempelkannya di dadaku yang terlalu busung yang menutupi pandangan mata kita terhadap perut kita yang terlalu buncit hingga malas berkembang dan menutupi kekurangan?
Di artikel ini dia menyentak; ”Apakah ini yang anda harapkan atas diri anda selama anda hidup? Anda di lahirkan dengan sebegitu sempurnanya dengan berbagai keahlian hanya untuk mengabdi menjadi pegawai dan di berikan makan lalu hiburan sebesar 6 juta setahun? Anda tidak semurah itu, maka sekarang hargailah diri anda dan rubahlah mindset anda untuk tidak hanya menunggu orang yang menentukan gaji anda akan tetapi diri anda sendiri. Sekarang bukalah mata anda dan berubah.
Ingat kalau tidak sekarang kapan lagi?”
Kata-kata yang sangat menarik membuatku terkagum dan terenyuh melihat dadaku yang masih terlalu busung dan menghalangi mata untuk melihat diri sendiri. Aku terlalu berbesar hati dan terlalu cepat puas dengan apa yang kumiliki sekarang. Sementara di sana ada segenggam emas yang menungguku untuk mengambilnya. Setelah membaca itu aku lalu menutup buku itu dan melangkahkan kaki pulang, dan merasakan angin segar baru merasuk jiwaku bahwa mulai besok aku akan menurunkan kebusungan dadaku, menurunkan kepalaku dan akan merencanakan sesuatu yang lebih baik lagi.
Mudah-mudahan pengalaman ini dapat juga menginspirasi anda untuk menghargai diri anda lebih dari yang bisa dihargai perusahaan atas diri anda yang begitu sempurna.
Sumber: D. Loebiz
Mengubah Pola Pikir
Sekelompok wisatawan tertahan di suatu tempat asing di luar kota.
Mereka hanya menemukan bahan makanan yang kedaluwarsa. Karena lapar,
mereka terpaksa menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu
kepada seekor anjing yang ternyata menikmatinya dan tak terlihat
efek sampingnya.
Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang
menjadi cemas.
Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang
diare.
Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan
makanan.
Kemudian sang dokter mulai mencari sebab-musabab kematian si anjing
yang dijadikan hewan percobaan tersebut.
Ketika dilacak, eh ternyata anjing itu sudah mati karena terlindas
mobil.
Apa yang menarik dari cerita di atas?
Ternyata kita bereaksi menurut apa yang kita pikirkan,
bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri.
We see the world as we are, not as it is.
Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat.
Cara kita melihat mempengaruhi apa yang kita lakukan,
dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan.
Ini disebut sebagai model See-Do-Get.
Perubahan yang mendasar baru akan terjadi ketika ada perubahan cara
melihat.
Ada cerita menarik mengenai sepasang suami-istri yang telah
bercerai.
Suatu hari, Astri, nama wanita ini, datang ke kantor Roy, mantan
suaminya.
Saat itu Roy sedang melayani seorang pelanggan.
Melihat Astri menunggu dengan gelisah, pimpinan kantor
menghampirinya dan mengajaknya berbincang-bincang.
Si Bos berkata, "Saya begitu senang, suami Anda bekerja untuk saya.
Dia seorang yang sangat berarti dalam perusahaan kami, begitu penuh
perhatian dan baik budinya."
Astri terperangah mendengar pujian si bos, tapi ia tak berkomentar
apa-apa.
Roy ternyata mendengar komentar si bos.
Setelah Astri pergi, ia menjelaskan kepada bosnya,
"Kami tak hidup bersama lagi sejak 6 bulan lalu,
dan sekarang dia hanya datang menemui saya bila ia membutuhkan
tambahan uang untuk putra kami."
Beberapa minggu kemudian telepon berbunyi untuk Roy.
Ia mengangkatnya dan berkata, "Baiklah Ma, kita akan melihat rumah
itu bersama setelah jam kerja."
Setelah itu ia menghampiri bosnya dan berkata, "Astri dan saya telah
memutuskan memulai lagi perkawinan kami.
Dia mulai melihat saya secara berbeda tak lama setelah Bapak
berbicara padanya tempo hari."
Bayangkan, perubahan drastis terjadi semata-mata karena perubahan
dalam cara melihat.
Awalnya, Astri mungkin melihat suaminya sebagai seorang yang
menyebalkan,
tapi ternyata di mata orang lain Roy sungguh menyenangkan.
Astrilah yang mengajak rujuk, dan mereka kembali menikmati rumah
tangga yang jauh lebih indah dari sebelumnya.
Segala sesuatu yang kita lakukan berakar dari cara kita melihat
masalah.
Karena itu, bila ingin mengubah kehidupan kita, kita perlu melakukan
revolusi cara berpikir.
Mereka hanya menemukan bahan makanan yang kedaluwarsa. Karena lapar,
mereka terpaksa menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu
kepada seekor anjing yang ternyata menikmatinya dan tak terlihat
efek sampingnya.
Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang
menjadi cemas.
Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang
diare.
Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan
makanan.
Kemudian sang dokter mulai mencari sebab-musabab kematian si anjing
yang dijadikan hewan percobaan tersebut.
Ketika dilacak, eh ternyata anjing itu sudah mati karena terlindas
mobil.
Apa yang menarik dari cerita di atas?
Ternyata kita bereaksi menurut apa yang kita pikirkan,
bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri.
We see the world as we are, not as it is.
Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat.
Cara kita melihat mempengaruhi apa yang kita lakukan,
dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan.
Ini disebut sebagai model See-Do-Get.
Perubahan yang mendasar baru akan terjadi ketika ada perubahan cara
melihat.
Ada cerita menarik mengenai sepasang suami-istri yang telah
bercerai.
Suatu hari, Astri, nama wanita ini, datang ke kantor Roy, mantan
suaminya.
Saat itu Roy sedang melayani seorang pelanggan.
Melihat Astri menunggu dengan gelisah, pimpinan kantor
menghampirinya dan mengajaknya berbincang-bincang.
Si Bos berkata, "Saya begitu senang, suami Anda bekerja untuk saya.
Dia seorang yang sangat berarti dalam perusahaan kami, begitu penuh
perhatian dan baik budinya."
Astri terperangah mendengar pujian si bos, tapi ia tak berkomentar
apa-apa.
Roy ternyata mendengar komentar si bos.
Setelah Astri pergi, ia menjelaskan kepada bosnya,
"Kami tak hidup bersama lagi sejak 6 bulan lalu,
dan sekarang dia hanya datang menemui saya bila ia membutuhkan
tambahan uang untuk putra kami."
Beberapa minggu kemudian telepon berbunyi untuk Roy.
Ia mengangkatnya dan berkata, "Baiklah Ma, kita akan melihat rumah
itu bersama setelah jam kerja."
Setelah itu ia menghampiri bosnya dan berkata, "Astri dan saya telah
memutuskan memulai lagi perkawinan kami.
Dia mulai melihat saya secara berbeda tak lama setelah Bapak
berbicara padanya tempo hari."
Bayangkan, perubahan drastis terjadi semata-mata karena perubahan
dalam cara melihat.
Awalnya, Astri mungkin melihat suaminya sebagai seorang yang
menyebalkan,
tapi ternyata di mata orang lain Roy sungguh menyenangkan.
Astrilah yang mengajak rujuk, dan mereka kembali menikmati rumah
tangga yang jauh lebih indah dari sebelumnya.
Segala sesuatu yang kita lakukan berakar dari cara kita melihat
masalah.
Karena itu, bila ingin mengubah kehidupan kita, kita perlu melakukan
revolusi cara berpikir.
Langganan:
Postingan (Atom)