Minggu, 25 Januari 2009

JET LI, JAGOAN DI KEHIDUPAN NYATA DAN FILM


Jet Li, Jagoan Di Dalam Dan Luar Film


Bagi penggemar film-film action, khususnya silat, pastilah satu nama ini tak bisa lepas dari ingatan. Gerakannya yang lincah dan gaya bertarungnya sangat lentur. Tak heran, sebab, sosok ini-Jet Li-bukan sekadar aktor yang ahli di layar perak, tapi juga memang juara beladiri sejati di kehidupan senyatanya. Tengoklah prestasinya. Berturut-turut selama lima tahun, dari 1974-1979, Jet Li mampu menjuarai kejuaraan bela diri pada pertandingan Chinese National Martial Arts Contest.

Terlahir di Beijing China pada 26 April 1963, Jet Li yang bernama Mandarin Li Lian Jie tak begitu saja menjadi ternama seperti sekarang. Ia mengalami proses perjuangan panjang layaknya kisah-kisah dalam berbagai filmnya. Bahkan, ia tercatat mengalami beberapa kegagalan dalam proyek film yang digarapnya. Pernah suatu ketika, Jet Li yang mulai terkenal melalui film Shaolin Temple ini mencoba merambah Amerika. Kala itu, sekitar tahun 1989, ia tampil di film Dragon Fight. Hasilnya jeblok. Tapi, bukan Jet Li kalau langsung menyerah. Ia pun lantas bertemu dengan produser dan sutradara ternama, Tsui Hark. Bersama, mereka lantas membuat film dengan dana pribadi dengan judul The Master pada tahun 1990. Hasilnya? Makin jeblok, bahkan film itu konon tak diterima bioskop di sana. Ia pun kemudian kembali ke China dan meneruskan karier filmnya kembali, mulai dari bawah.

Sebenarnya, awal kecintaan Jet Li pada dunia film tak bisa terlepas dari kecintaan dirinya pada beladiri wu shu. Sebab, beladiri inilah yang pertama kali menerbangkannya ke Amerika untuk mementaskan wu shu di depan presiden Amerika saat itu, Richard Nixon. Kala itu, Jet Li terpilih sebagai bagian dari kontingen pertukaran budaya karena prestasinya di kejuaraan beladiri di China.

Wu shu sendiri memang seperti sudah mendarah daging pada diri Jet Li. Sejak usia dini, Jet Li sudah belajar beladiri yang sangat kental nuansa orientalnya ini. Kala itu, sekitar usia 8 tahunan, ia masuk ke sekolah beladiri di Beijing Athletic School. Di sana, pria yang sudah menjadi yatim sejak usia dua tahun ini bertemu dengan guru yang kemudian dianggap sebagai ayahnya sendiri, Wu Ben.

Wu Ben inilah yang melihat bakat Jet Li yang tersembunyi. Bakat alami yang dimiliki Jet Li kemudian membuat Wu Ben berusaha melatih Jet Li sangat keras. Kala itu, Jet Li sempat merasa dirinya diberi porsi latihan yang tak semestinya. Ia merasa harus berlatih lebih berat daripada rekan yang lain sehingga membuatnya sempat merasa tak sepaham dengan Wu Ben. Tapi, belakangan, Jet Li baru sadar, bahwa Wu Ben justru sedang berusaha memunculkan bakat alami dan mengasahnya agar menjadi modal masa depan Jet Li. Dan, semua itu terbukti kala Jet Li mampu menjadi juara di berbagai pertandingan beladiri sehingga ia diajak berkeliling dunia ke lebih dari 40 negara untuk mempertunjukkan keampuhan beladiri asli China.

Bakat dan kemampuannya inilah yang kemudian mengantarkan Jet Li masuk ke dunia film. Kala itu, film pertamanya berjudul Shaolin Temple mendulang sukses yang luar biasa. Film inilah yang kemudian mengenalkan kehidupan ala Shaolin ke seluruh dunia sehingga banyak pemuda yang ingin belajar langsung ke kuil Shaolin. Sejak saat itu, berturut-turut, banyak film yang sukses dibintanginya.

Meski sempat gagal saat mencoba merambah Amerika, ia kemudian justru sukses saat menjadi tokoh jahat di film Lethal Weapon 4 yang juga dibintangi aktor ternama, Mel Gibson. Sejak saat itu, nama Jet Li menjadi makin terkenal di Amerika dan dunia, sehingga film-film lawasnya pun ikut kembali terangkat.

Saat di puncak ketenaran, sebuah kejadian nyaris merenggut nyawanya. Kala itu, Jet Li bersama anaknya yang baru berusia 4 tahun, nyaris ikut terbawa arus laut yang menggila karena tsunami besar tahun 2004. Saat sedang berlibur di Maladewa, ia harus pontang panting menyelamatkan keluarganya hingga kakinya sempat robek terkena pecahan furnitur. Inilah yang kemudian membuatnya sadar untuk segera berbuat sesuatu bagi sesamanya. "Saya yakin bahwa dunia adalah satu keluarga besar, karena itulah kita perlu membantu satu sama lain," sebutnya kala meresmikan yayasan yang dibentuknya, One Foundation. Yayasan ini dibentuk salah satu tujuannya untuk memberikan bantuan bagi mereka yang terkena bencana atau musibah besar karena faktor alam, tanpa melihat batasan agama, ras, sosial. Melalui yayasan ini, Jet Li menggugah kepedulian dengan program 1 person + 1 dollar + 1 month (each month) = 1 (big) family, yang berarti satu orang yang mampu mendonasikan satu dolar tiap bulan akan membantu banyak keluarga di dunia sebagai sebuah keluarga besar.

Ketenaran Jet Li sebagai aktor laga tak diragukan lagi. Itu semua merupakan buah kerja keras dan semangat pantang menyerah dalam hidupnya. Kini, dengan apa yang diraihnya, ia ikut menggugah kepedulian orang dengan yayasan yang dibentuknya. Sungguh, sebuah sikap yang patut diacungi jempol dan diteladani. Luar bias

Tidak ada komentar:

Posting Komentar